Hari ini, 26 Januari 2023, maskapai kebanggaan Indonesia, Garuda Indonesia, sudah mencapai usia 74 tahun. Maskapai ini didirikan pada 26 Januari 1949 dan diresmikan oleh proklamator sekaligus presiden pertama republik, Sukarno.
Awalnya, Garuda Indonesia merupakan maskapai Belanda yang khusus beroperasi di wilayah Hindia Belanda dengan nama Koninjkle Nedelandche Indishe Luchvaart Maskapaj. Begitu Belanda hengkang dari tanah air pada 1949, KNILM dinasionalisasi oleh Sukarno menjadi Garuda Indonesia Airways.Salah satu penerbangan awal Garuda Indonesia adalah tatkala memberangkatkan keluarga Bung Karno, termasuk Megawati Soekarnoputri yang kala itu masih balita, dari Bandara Maguwo (sekarang Adisutjipto) Yogyakarta ke Jakarta. Hal itu seiring kepindahan pusat pemerintahan negara yang kembali ke Jakarta setelah sempat dipindahkan ke Yogyakarta.Pada tahun 1960-an, Garuda Indonesia juga mulai mengangkut jemaah haji ke Arab Saudi. Ini setelah berpuluh tahun jemaah haji Indonesia menggunakan transportasi laut ke tanah suci.Dalam perjalanannya, Garuda Indonesia Airways juga terlibat aktif dalam mengangkut pasukan militer ke Timor Timur di tahun 1980an. Ketika itu, Indonesia masih bergulat dengan pasukan pemberontak di TimTim. Saya merasa kisah heroik Garuda Indonesia itu perlu saya ungkapkan. Sebab, saat ini banyak yang tidak memahami sejarah maskapai kebanggaan bangsa itu, termasuk wakil rakyat di DPR.Begitu memasuki era milenium, Garuda Indonesia diterpa sejumlah masalah, termasuk utang hingga Rp 190 triliun. Ada pihak-pihak yang berteriak dan meminta Garuda Indonesia dibubarkan.Alasannya ada maskapai Lion Group yang lebih moncer armadanya sekarang. Memang, Garuda Indonesia sejak awal pendiriannya terbiasa dengan dispute.Ambil contoh soal tanggal kelahiran. Ada tiga versi, yaitu 28 Desember 1948, 26 Januari 1949, dan berdasarkan akta pendirian perusahaan Maret 1950.Namun sudah puluhan tahun diambil kesepakatan dipilih tanggal 26 Januari menjadi hari jadi Garuda Indonesia hingga kini.
Era kejayaanSejarah penerbangan Indonesia tentu mencatat dengan tinta emas kala era 1980 sampai dengan 2000an merupakan era kejayaan Garuda Indonesia. Bayangkan saja, tahun 1980-an Garuda Indonesia, sudah terbang mengarungi lima benua.Di Benua Afrika, Kairo ibu kota Mesir berstatus kota technical landing di mana Garuda Indonesia pun memiliki kantor perwakilan. Di Benua Eropa, Garuda Indonesia menjelajahi Athena Yunani, Madrid Spanyol, hingga memiliki kantor perwakilan di Stockholm Swedia.Di Benua Asia, semua ibu kota negara, termasuk Saigon Vietnam, juga dijelajahi Garuda Indonesia. Untuk Benua Amerika, Garuda Indonesia menjelajahi Hawaii, Los Angeles, dan punya kantor perwakilan di Chicago.Oleh karena itu, dahulu muncul istilah maskapai flag carrier, maskapai pembawa bendera masing-masing negara ke berbagai benua. Seperti maskapai Garuda Indonesia, Thai Airways hingga Japan Airlines.Sayangnya, karena serbuan kehadiran maskapai low cost carrier (LCC) seperti AirAsia, Ryan Air hingga Lion Grorup, sebagian maskapai flag carrier mulai keteteran dalam merebut market. Sebut saja maskapai AS yang kokoh macam Pan Am pun bangkrut gegara serbuan Pacific Southwest Airlines untuk pasar domestik.Maklum Pacific Southwest Airlines punya armada lebih dari 500 unit pesawat Boeing 737-800 sehingga biaya perawatan bisa ditekan.Kita ketahui, maskapai full service rata-rata banyak membeli berbagai tipe pesawat. Ambil contoh saja maskapai era 2000-an ke atas punya beberapa macamtipe pesawat semisal Garuda Indonesia yang memiliki Boeing Classic 737 seri 500/300/400/800/900/742/744, beberapa jenis Airbus, ATR propeller dan CRJ 1000Bombardier.Kelihatannya keren memiliki banyak tipe pesawat. Tapi itu sama saja bunuh diri pelan-pelan karena biaya perawatan menjadi besar.Maka, saya sangat sedih bila banyak politisi muda secara pragmatis, waktu Garuda Indonesia dalam posisi terlilit utang ke vendor sampai angka Rp 190 triliun, menginginkan maskapai ini bubar. Namun, fase sulit tersebut sudah terlewati, setelah adanya proses dengan 400 vendor maupun lessor.
Garuda ke depanBeberapa waktu lalu, ada kabar baik di mana Garuda Indonesia memperoleh suntikan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp 7,5 triliun. Pertanyaannya, apakah dana segitu apa bisa menutup utang Rp 190 triliun? Tentu tidak.Suntikan tersebut adalah dana taktis minimal untuk membereskan permasalahan keuangan kepada lessor dan vendor tertentu dan berperkara ke pengadilan negara asal. Serta sebagian untuk mulai mencari tambahan sewa pesawat mengingat saat ini pasar domestik dan kargo mulai lari kencang.Kabar baiknya juga pemerintah China mulai memperbolehkan warganya melancong wisata ke luar negeri, Garuda Indonesia pernah sukses di era sebelum pandemi tahun 2020 menggaet market charter flight dari China termasuk Citilink-nya, di-charter dari kota Xian, Beijing, Shanghai, masuk ke Manado, Bali sampai dengan Tanjung Pinang, https://elementlagu.com
sebuah cerita manis yang patut diulang.Sebagai ilustrasi, Thailand dalam kondisi normal bisa menggaet 11 juta wisman dari China. Kita punya negara tetangga Australia yang warganya gemar wisata ke Bali, begitupun Jepang.Tapi saya lebih concern Garuda Indonesia mengeruk pasar domestik dulu mengingat beberapa kota-kota potensial seperti Surabaya, Semarang, Balikpapan, hingga Makassar bisa menjadi lumbung rupiah Garuda Indonesia. Dalam kata lain, janganlah uang suntikan Rp 7,5 triliun untuk digunakan hal-hal yang tidak produktif semisal bangun gedung, sewa mobil kru baru dan lainnya.Kondisi Garuda saat ini masih jauh dari keluar krisis. Semua staf harus memahami kondisi Garuda Indonesia tidak baik baik saja.Perhitungan saya, masa struggle dan recovery akan berlangsung 4-5 tahun. Tapi rasio pegawai juga semakin ramping dari era kejayaan 12.000, sekarang hanya tinggal 4.500.Semoga jumlah staf yang ramping bisa membuat Garuda Indonesia juga lincah bertarung di pasar domestik dulu. Lawan-lawan sengit mengadang Garuda Indonesia seperti Pelita Air milik Pertamina hingga Trans Nusa yang mulai agresif. Belum lagi Lion Air Group.Intinya Garuda Indonesia tidak boleh menyerah. Sejarah 74 tahun telah membuktikan Garuda Indonesia sudah mampu menaklukkan pahit getir permasalahan. Teruji lantaran sudah menjelajahi lima benua.Apabila ada masalah, itu biasa dan bisa dipandang sebagai tantangan. Toh pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN, mem-back up setiap waktu.Namun, jangan manja, harus fight. Selamat Hari Jadi Garuda Indonesia yang ke-74 tahun. Ingatlah pesan Bung Karno: Melalanglah ke Semua Benua Sampai dengan Akhir Zaman.